contact
Test Drive Blog
twitter
rss feed
blog entries
log in

January 26, 2009


*Peralatan
1. Kompas dan peta topografi
2. Penggaris dan busur derajat
3. Pensil, penghapus, alat tulis
4. GPS, altimeter, klinometer
5. Kaca pantul dan teropong
6. Radio komunikasi (HT)
7. Orinoco PC Card, pigtail dan PCI / ISA adapter
8. Multimeter, SWR, cable tester, solder, timah, tang potong kabel
9. Peralatan panjat, harness, carabiner, webbing, cows tail, pulley
10. Kunci pas, kunci ring, kunci inggris, tang (potong, buaya, jepit), obeng set, tie rap, isolator gel, TBA, unibell
11. Kabel power roll, kabel UTP straight dan cross, crimping tools, konektor RJ45
12. Software AP Manager, Orinoco Client, driver dan AP Utility Planet, firmware dan operating system (NT, W2K, W98 / ME, Linux, FreeBSD + utilitynya)

*Survey Lokasi
1. Tentukan koordinat letak kedudukan station, jarak udara terhadap BTS dengan GPS dan kompas pada peta
2. Perhatikan dan tandai titik potensial penghalang (obstructure) sepanjang path
3. Hitung SOM, path dan acessories loss, EIRP, freznel zone, ketinggian antena
4. Perhatikan posisi terhadap station lain, kemungkinan potensi hidden station, over shoot dan test noise serta interferensi
5. Tentukan posisi ideal tower, elevasi, panjang kabel dan alternatif seandainya ada kesulitan dalam instalasi
6. Rencanakan sejumlah alternatif metode instalasi, pemindahan posisi dan alat

*Pemasangan Konektor
1. Kuliti kabel coaxial dengan penampang melintang, spesifikasi kabel minimum adalah RG 8 9913 dengan perhitungan losses 10 db setiap 30 m
2. Jangan sampai terjadi goresan berlebihan karena perambatan gelombang mikro adalah pada permukaan kabel
3. Pasang konektor dengan cermat dan memperhatikan penuh masalah kerapian
4. Solder pin ujung konektor dengan cermat dan rapi, pastikan tidak terjadi short
5. Perhatikan urutan pemasangan pin dan kuncian sehingga dudukan kabel dan konektor tidak mudah bergeser
6. Tutup permukaan konektor dengan aluminium foil untuk mencegah kebocoran dan interferensi, posisi harus menempel pada permukaan konektor
7. Lapisi konektor dengan aluminium foil dan lapisi seluruh permukaan sambungan konektor dengan isolator TBA (biasa untuk pemasangan pipa saluran air atau kabel listrik instalasi rumah)
8. Terakhir, tutup seluruh permukaan dengan isolator karet untuk mencegah air
9. Untuk perawatan, ganti semua lapisan pelindung setiap 6 bulan sekali
10. Konektor terbaik adalah model hexa tanpa solderan dan drat sehingga sedikit melukai permukaan kabel, yang dipasang dengan menggunakan crimping tools, disertai karet bakar sebagai pelindung pengganti isolator karet

*Pembuatan POE
1. Power over ethernet diperlukan untuk melakukan injeksi catu daya ke perangkat Wireless In A Box yang dipasang di atas tower, POE bermanfaat mengurangi kerugian power (losses) akibat penggunaan kabel dan konektor
2. POE menggunakan 2 pair kabel UTP yang tidak terpakai, 1 pair untuk injeksi + (positif) power dan 1 pair untuk injeksi – (negatif) power, digunakan kabel pair (sepasang) untuk menghindari penurunan daya karena kabel loss
3. Perhatikan bahwa permasalahan paling krusial dalam pembuatan POE adalah bagaimana cara mencegah terjadinya short, karena kabel dan konektor power penampangnya kecil dan mudah bergeser atau tertarik, tetesi dengan lilin atau isolator gel agar setiap titik sambungan terlindung dari short
4. Sebelum digunakan uji terlebih dahulu semua sambungan dengan multimeter

*Instalasi Antena
1. Pasang pipa dengan metode stack minimum sampai ketinggian 1st freznel zone terlewati terhadap obstructure terdekat
2. Perhatikan stabilitas dudukan pipa dan kawat strenght, pasang dudukan kaki untuk memanjat dan anker cows tail
3. Cek semua sambungan kabel dan konektor termasuk penangkal petir bila ada
4. Pasang antena dengan rapi dan benar, arahkan dengan menggunakan kompas dan GPS sesuai tempat kedudukan BTS di peta
5. Pasang kabel dan rapikan sementara, jangan sampai berat kabel menjadi beban sambungan konektor dan mengganggu gerak pointing serta kedudukan antena
6. Perhatikan dalam memasang kabel di tower / pipa, jangan ada posisi menekuk yang potensial menjadi akumulasi air hujan, bentuk sedemikian rupa sehingga air hujan bebas jatuh ke bawah

*Instalasi Perangkat Radio
1. Instal PC Card dan Orinoco dengan benar sampai dikenali oleh OS tanpa konflik dan pastikan semua driver serta utility dapat bekerja sempurna
2. Instalasi pada OS W2K memerlukan driver terbaru dari web site dan ada di CD utility kopian, tidak diperlukan driver PCMCIA meskipun PNP W2K melakukannya justru deteksi ini menimbulkan konflik, hapus dirver ini dari Device Manager
3. Instalasi pada NT memerlukan kecermatan alokasi alamat IO, IRQ dan DMA, pada BIOS lebih baik matikan semua device (COM, LPT dll.) dan peripheral (sound card, mpeg dll.) yang tidak diperlukan
4. Semua prosedur ini bisa diselesaikan dalam waktu kurang dari 30 menit tidak termasuk instalasi OS, lebih dari waktu ini segera jalankan prosedur selanjutnya
5. Apabila terus menerus terjadi kesulitan instalasi, untuk sementara demi efisiensi lakukan instalasi dibawah OS Win98 / ME yang lebih mudah dan sedikit masalah
6. Pada instalasi perangkat radio jenis Wireless In A Box (Mtech, Planet, Micronet dlll.), terlebih dahulu lakukan update firmware dan utility
7. Kemudian uji coba semua fungsi yang ada (AP, Inter Building, SAI Client, SAA2, SAA Ad Hoc dll.) termasuk bridging dan IP Addressing dengan menggunakan antena helical, pastikan semua fungsi berjalan baik dan stabil
8. Pastikan bahwa perangkat Power Over Ethernet (POE) berjalan sempurna

*Pengujian Noise
1. Bila semua telah berjalan normal, install semua utility yang diperlukan dan mulai lakukan pengujian noise / interferensi, pergunakan setting default
2. Tanpa antena perhatikan apakah ada signal strenght yang tertangkap dari station lain disekitarnya, bila ada dan mencapai good (sekitar 40 % – 60 %) atau bahkan lebih, maka dipastikan station tersebut beroperasi melebihi EIRP dan potensial menimbulkan gangguan bagi station yang sedang kita bangun, pertimbangkan untuk berunding dengan operator BTS / station eksisting tersebut
3. Perhatikan berapa tingkat noise, bila mencapai lebih dari tingkat sensitifitas radio (biasanya adalah sekitar – 83 dbm, baca spesifikasi radio), misalnya – 100 dbm maka di titik station tersebut interferensinya cukup tinggi, tinggal apakah signal strenght yang diterima bisa melebihi noise
4. Perhitungan standar signal strenght adalah 0 % – 40 % poor, 40 % - 60 % good, 60 % - 100 % excellent, apabila signal strenght yang diterima adalah 60 % akan tetapi noisenya mencapai 20 % maka kondisinya adalah poor connection (60 % - 20 % - 40 % poor), maka sedapat mungkin signal strenght harus mencapai 80 %
5. Koneksi poor biasanya akan menghasilkan PER (packet error rate – bisa dilihat dari persentasi jumlah RTO dalam continous ping) diatas 3 % – 7 % (dilihat dari utility Planet maupun Wave Rider), good berkisar antara 1 % - 3 % dan excellent dibawah 1 %, PER antara BTS dan station client harus seimbang
6. Perhitungan yang sama bisa dipergunakan untuk memperhatikan station lawan atau BTS kita, pada prinsipnya signal strenght, tingkat noise, PER harus imbang untuk mendapatkan stabilitas koneksi yang diharapkan
7. Pertimbangkan alternatif skenario lain bila sejumlah permasalahan di atas tidak bisa diatasi, misalkan dengan memindahkan station ke tempat lain, memutar arah pointing ke BTS terdekat lainnya atau dengan metode 3 titik (repeater) dll.

*Perakitan Antena
1. Antena microwave jenis grid parabolic dan loop serta yagi perlu dirakit karena terdiri dari sejumlah komponen, berbeda dengan jenis patch panel, panel sector maupun omni directional
2. Rakit antena sesuai petunjuk (manual) dan gambar konstruksi yang disertakan
3. Kencangkan semua mur dan baut termasuk konektor dan terutama reflektor
4. Perhatikan bahwa antena microwave sangat peka terhadap perubahan fokus, maka pada saat perakitan antena perhatikan sebaik-baiknya fokus reflektor terhadap horn (driven antena), sedikit perubahan fokus akan berakibat luas seperti misalnya perubahan gain (db) antena
5. Beberapa tipe antena grid parabolic memiliki batang extender yang bisa merubah letak fokus reflektor terhadap horn sehingga bisa diset gain yang diperlukan

*Pointing Antena
1. Secara umum antena dipasang dengan polarisasi horizontal
2. Arahkan antena sesuai arah yang ditunjukkan kompas dan GPS, arah ini kita anggap titik tengah arah (center beam)
3. Geser antena dengan arah yang tetap ke kanan maupun ke kiri center beam, satu per satu pada setiap tahap dengan perhitungan tidak melebihi ½ spesifikasi beam width antena untuk setiap sisi (kiri atau kanan), misalkan antena 24 db, biasanya memiliki beam width 12 derajat maka, maksimum pergeseran ke arah kiri maupun kanan center beam adalah 6 derajat
4. Beri tanda pada setiap perubahan arah dan tentukan skornya, penentuan arah terbaik dilakukan dengan cara mencari nilai average yang terbaik, parameter utama yang harus diperhatikan adalah signal strenght, noise dan stabilitas
5. Karena kebanyakan perangkat radio Wireless In A Box tidak memiliki utility grafis untuk merepresentasikan signal strenght, noise dsb (kecuali statistik dan PER) maka agar lebih praktis, untuk pointing gunakan perangkat radio standar 802.11b yang memiliki utility grafis seperti Orinoco atau gunakan Wave Rider
6. Selanjutnya bila diperlukan lakukan penyesuaian elevasi antena dengan klino meter sesuai sudut antena pada station lawan, hitung berdasarkan perhitungan kelengkungan bumi dan bandingkan dengan kontur pada peta topografi
7. Ketika arah dan elevasi terbaik yang diperkirakan telah tercapai maka apabila diperlukan dapat dilakukan pembalikan polarisasi antena dari horizontal ke vertical untuk mempersempit beam width dan meningkatkan fokus transmisi, syaratnya kedua titik mempergunakan antena yang sama (grid parabolic) dan di kedua titik polarisasi antena harus sama (artinya di sisi lawan polarisasi antena juga harus dibalik menjadi vertical)

*Pengujian Koneksi Radio
1. Lakukan pengujian signal, mirip dengan pengujian noise, hanya saja pada saat ini antena dan kabel (termasuk POE) sudah dihubungkan ke perangkat radio
2. Sesuaikan channel dan nama SSID (Network Name) dengan identitas BTS / AP tujuan, demikian juga enkripsinya, apabila dipergunakan otentikasi MAC Address maka di AP harus didefinisikan terlebih dahulu MAC Address station tersebut
3. Bila menggunakan otentikasi Radius, pastikan setting telah sesuai dan cobalah terlebih dahulu mekanismenya sebelum dipasang
4. Perhatikan bahwa kebanyakan perangkat radio adalah berfungsi sebagai bridge dan bekerja berdasarkan pengenalan MAC Address, sehingga IP Address yang didefinisikan berfungsi sebagai interface utility berdasarkan protokol SNMP saja, sehingga tidak perlu dimasukkan ke dalam tabel routing
5. Tabel routing didefinisikan pada (PC) router dimana perangkat radio terpasang, untuk Wireless In A Box yang perangkatnya terpisah dari (PC) router, maka pada device yang menghadap ke perangkat radio masukkan pula 1 IP Address yang satu subnet dengan IP Address yang telah didefinisikan pada perangkat radio, agar utility yang dipasang di router dapat mengenali radio
6. Lakukan continuos ping untuk menguji stabilitas koneksi dan mengetahui PER
7. Bila telah stabil dan signal strenght minimum good (setelah diperhitungkan noise) maka lakukan uji troughput dengan melakukan koneksi FTP (dengan software FTP client) ke FTP server terdekat (idealnya di titik server BTS tujuan), pada kondisi ideal average troughput akan seimbang baik saat download maupun up load, maksimum troughput pada koneksi radio 1 mbps adalah sekitar 600 kbps dan per TCP connection dengan MTU maksimum 1500 bisa dicapai 40 kbps
8. Selanjutnya gunakan software mass download manager yang mendukung TCP connection secara simultan (concurrent), lakukan koneksi ke FTP server terdekat dengan harapan maksimum troughput 5 kbps per TCP connection, maka dapat diaktifkan sekitar 120 session simultan (concurrent), asumsinya 5 x 120 = 600
9. Atau dengan cara yang lebih sederhana, digunakan skala yang lebih kecil, 12 concurrent connection dengan trouhput per session 5 kbps, apa total troughput bisa mencapai 60 kbps (average) ? bila tercapai maka stabilitas koneksi sudah dapat dijamin berada pada level maksimum
10. Pada setiap tingkat pembebanan yang dilakukan bertahap, perhatikan apakah RRT ping meningkat, angka mendekati sekitar 100 ms masih dianggap wajar

0


1. Pengertian

Kecerdasan spiritual (Spiritual Quotient) pertama digagas oleh Danah Zohar dan Ian Marshall, masing-masing dari Harvard University dan Oxford University, melalui riset yang sangat komperhensif. Pembuktian ilmiah tentang kecerdasan spiritual di paparkan mereka dalam SQ, Spiritual Quotient, (The Ultimate Intelligence, London, 2000).

Pada tahun 1997 oleh ahli saraf VS Ramachandram dan timnya dari California University, menemukan eksistensi God Spot dalam otak manusia telah built in sebagai pusat spiritual (spiritual center) yang terletak pada jaringan saraf dan otak. Sedangkan bukti yang kedua adalah riset ahli saraf Austria, Wolf Singer era 1990-an atas makalahnya; The Binding Problem, yang menunjukkan adanya proses saraf dalam otak manusia yang terkondisi pada usaha untuk menyatukan serta memberi makna dalam pengalaman hidup secara bersama untuk hidup lebih bermakna. Pada God Spot inilah sebenarnya terdapat nilai manusia tertinggi (the ultimate meaning).

Kecerdasan spiritual sebagai kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya. Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibanding yang lain. SQ (Spiritual Quotient) adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ (Intellegence Quotient) dan EQ (Emotionanal Quotient) secara efektif, bahkan SQ adalah kecerdasan tertinggi.

2. Kecerdasan Spiritual Sebagai Pusat Kecerdasan

Bumi-Ku tidak sanggup menampung-Ku dan tidak juga langit-Ku. Hanya hati hamba-Ku yang beriman sajalah yang sanggup menampung-Ku.” (Hadist Qudsi).

Segala apapun yang kita lakukan pasti akan didahului oleh niat (tujuan), dengan niat itu otak akan menimbang seberapa besar value yang akan ditimbulkan. Kecerdasan spiritual yang bertugas melakukan pertimbangan itu, karena itulah nilai kebaikan akan dimunculkan. Seseorang yang mampu menggunakan kecerdasan spiritual dalam dirinya pastilah akan memberikan sesuatu yang bernilai positif bagi dirinya dan orang lain, karena dia menggunakan kecerdasan akalnya dan didorong oleh kemauan yang keras dari kecerdasan emosinya dalam kendali dan pengawasan kecerdasan spiritual dalam dirinya.

Pada dasarnya semua manusia mempunyai kecerdasan spiritual yang sama, tapi yang membedakan adalah ada yang tidak memperdulikannya dan ada yang mengembangkannya. Oleh karena itu, orang yang mampu menggunakan kecerdasan spiritualnya adalah orang yang mendengarkan suara hatinya tidak mendahulukan ambisi atau nafsunya. Sesuai dengan firman Allah:

“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari Bani Adam keturunannyadari sulbinya, dan menyuruh mereka bersaksi terhadap dirinya mereka sendiri (atas pertanyaan), “Bukankah Aku Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Ya, kami bersaksi!” (Yang demikian itu) supaya jangan kamu berkata di hari akhirat, “kami tiada mengetahui hal itu”. QS Al A’raaf 7:172.

Kecerdasan spiritual manusia adalah implementasi dari sifat-sifat Allah (Asma’ al-Husna) yang sebenarnya adalah landasan kebaikan hidup yang telah ditanamkan dalam diri setiap manusia. Dari landasan itu seharusnya manusia bisa memanfaatkan seluruh kecerdasan dirinya secara baik dan benar, sehingga tidak menimbulkan hal-hal yang merugikan dirinya maupun sekitarnya.

Kecerdasan spiritual dalam kaitannya dengan ilmu pengetahuan, sebagai control rasa keingintahuan manusia terhadap sesuatu, tapi tidak membatasi rasa keingintahuan itu sendiri. Kecerdasan spiritual hanya mengarahkan cara-cara yang baik untuk memenuhi rasa keingintahuan manusia, sehingga tidak menimbulkan kerusakan terhadapkan manusia dan alam sekitarnya. Kecerdasan spiritual juga memberikan ruang untuk selalu member semangat dan menerima setiap kegagalan sebagai alat untuk melihat kedamaian melalui syukur dan ikhlas. Allah juga telah mengajarkan sesuatu yang manusia tidak tahu, supaya memberikan nilai manfaat melalui semua kejadian di sekitar manusia. Firman Allah:

“Bacalah! Tuhan-mu-lah yang Maha pemurah yang mengajar dengan kalam. Mengajar manusia apa yang tiada ia tahu.” QS Al Alaq 96:3-5.

Kecerdasan spiritual dalam kaitannya dengan kesuksesan, sebagai pengatur arah semangat dan motivasi dari dalam diri manusia untuk mencapai apa yang ingin dicapainya. Memberikan pemahaman tentang kesuksesan yang sebenarnya bukan penindasan diri sendiri ataupun orang lain, sehingga tercipta kesuksesan yang nyaman untuk diri sendiri dan orang lain. Dengan dorongan dari kecerdasan spiritual diharapkan mempunyai semangat untuk memberikan kebaikan. Semangat yang harus terus ada, seperti Firman Allah:

“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. QS Ar Ra’d 13:11.

Kecerdasan spiritual dalam kaitannya dengan kehidupan sosial, sebagai penopang pemikiran untuk menuju kehidupan sosial yang dinamis dan terkondisi. Untuk membangun kecerdasan sosial manusia Allah telah menciptakan sebuah sistem yang mungkin tidak disadari manusia terutama umat muslim. Yaitu melalui mekanisme shalat berjamaah, shalat berjamaah di rumah atau masjid adalah gambaran kehidupan lokal, shalat Jum’at adalah gambaran kehidupan regional, shalat ‘Idhul Fitri dan ‘Idhul Adha adalah gambaran kehidupan nasional, dan shalat jamaah saat melaksanakan ibadah haji adalah gambaran kehidupan internasional. Dalam shalat berjamaah memberikan gambaran dan pelajaran penting yaitu bagaimana kehidupan itu harus bersinergi dan berkolaborasi dari berbagai tingkatan dan skala kolaborasi. Berbagai hal dalam shalat yang sebenarnya harus di laksanakan dalam kehidupan sehari-hari adalah, kesamaan tujuan dan visi, saling mengisi, keteraturan organisasi, kesamaan persepsi dan prinsip, saling mendukung, saling mengingatkan prinsip, pertemuan rutin, dan demokrasi. Apabila seseorang telah menggunakan kecerdasan spiritual dalam konteks sosial kehidupannya, maka ketenangan dan kebaikan bersama akan diperoleh. Itulah sebenarnya makna perintah Rosul tentang shalat berjamaah, sesuai dengan hadist Rousulullah SAW:

“Aku berkeinginan sungguh-sungguh menyuruh orang bershalat, melakukannya dengan yang lain (berjamaah), kemudian aku cari orang-orang yang berjamaah…” HR Bukhari dan Muslim.

“Shalat jamaah lebih baik daripada shalat sendirian dengan 27 kali lipat.” HR Bukhari dan Muslim.

3. Kesimpulan

Kecerdasan spiritual ( Spiritual Quotient) adalah pusat dari kecerdasan manusia. Kecerdasan spiritual sebagai kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya. Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibanding yang lain. Segala macam bentuk kesuksesan, ilmu pengetahuan, dan kehidupan sosial harus mempunyai landasan kecerdasan spiritual yang baik untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dan tidak menimbulkan kerusakan atau bencana bagi manusia dan alam sekitarnya.

January 13, 2009



Buat kamu-kamu yang lagi butuh internet, tapi males buat langganan di ISP yang ada atow pas mau ke warnet tiba2 hujan ga berenti-berenti padahal kamu butuh banget buat Online di YM kamu. Aku ada caranya yaitu pake Handphone/Ponsel kamu aja. Tapi syaratnya HandPhone yang kamu gunain dah bisa gprs atau klo lebih baik seyh dah support 3G. Nah, sekarang untuk menggunakan Handphone/Ponsel sebagai modem kita harus melakukan beberapa setting pada modem yang terdeteksi di PC dan setting GPRS atau Internet Account pada Ponsel. Sebelumnya alat-alat yang lo butuhin tentu aja

1. Handphone
2. Kabel Data
3. PC/Laptop Seperti gambar dibawah ini :

Berikut langkah-langkahnya Dengan Asumsi ponsel sudah terdeteksi sebagai modem :
1. Klik kanan mykomputer -properties dan klik tab hardware dan klik device manager. Kemudian perhatikan Modem yang terdeteksi
2. Double klik pada modem ponsel yang terdeteksi, kemudian klik tab advanced. Lalu isikan pada field Extra setting
3. Pada akhir kode terdapat tulisan “internet”, Ganti lah kode tersebut dengan “satelindogprs.com” apabila menggunakan MATRIX/MENTARI, “www.indosat-m3.net” menggunakan IM3 dan “www.xlgrps.net” apabila menggunakan XL. Oke, setelah itu buat panggilan DIAL UP seperti biasa dan masukan User Name dan Password serta dial Number nya.

Berikut daftar masing-masing Provider.


TELKOMSEL
User : wap
Password : wap123
Dial : *99***1#

MATRIX

User : [kosongkan]
Password : [kosongkan]
Dial : *99***1#
MENTARI

User : indosat
Password : indosat
Dial : *99***1#
IM3

User : gprs

Password :
im3
Dial : *99***1#
IM3 (DURASI) Rp 100,-/menit
User : indosat@durasi

Password : indosat@durasi

Dial : *99***1#
XL
User : xlgprs

Password : proxl

Dial : *99***1#
Fren (Mobile-8)
User : m8
Password : m8

Dial : #777
TELKOM FLEXY

User : telkomnet@flexi

Password : telkom
Dial : #777
STAR ONE (jagoan)

User : starone

Password : indosat
Dial : #777

Sebagai saran, apabila wilayah kalian sudah tercoverage 3G dan punya handphone yang support 3G, gunakan saja itu karena kecepatannya pasti lebih cepet daripada menggunakan Handphone yang mendukung GPRS saja. oh iya, menurut pengalaman seyh pak provider indosat yaitu im3/MATRIX saat ini paling murah dengan Rp.1/Kb, atow pake im3 durasi 1 menit- Rp.100,-cocok buat yang ga punya telepon rumah.

January 12, 2009

First, you need to establish a connection with the DBMS you want to use. Typically, a JDBC™ application connects to a target data source using one of two mechanisms:

  • DriverManager: This fully implemented class requires an application to load a specific driver, using a hardcoded URL. As part of its initialization, the DriverManager class attempts to load the driver classes referenced in the jdbc.drivers system property. This allows you to customize the JDBC Drivers used by your applications.

  • DataSource: This interface is preferred over DriverManager because it allows details about the underlying data source to be transparent to your application. A DataSource object's properties are set so that it represents a particular data source.

Establishing a connection involves two steps: Loading the driver, and making the connection.

Loading the Driver

Loading the driver you want to use is very simple. It involves just one line of code in your program. To use the Java DB driver, add the following line of code:

Class.forName("org.apache.derby.jdbc.EmbeddedDriver");

Your driver documentation provides the class name to use. In the example above, EmbeddedDriver is one of the drivers for Java DB.

Calling the Class.forName automatically creates an instance of a driver and registers it with the DriverManager, so you don't need to create an instance of the class. If you were to create your own instance, you would be creating an unnecessary duplicate, but it would do no harm.

After you have loaded a driver, it can make a connection with a DBMS.

Making the Connection

The second step in establishing a connection is to have the appropriate driver connect to the DBMS.

Using the DriverManager Class

The DriverManager class works with the Driver interface to manage the set of drivers available to a JDBC client. When the client requests a connection and provides a URL, the DriverManager is responsible for finding a driver that recognizes the URL and for using it to connect to the corresponding data source. Connection URLs have the following form:

jdbc:derby:[propertyList]

The dbName portion of the URL identifies a specific database. A database can be in one of many locations: in the current working directory, on the classpath, in a JAR file, in a specific Java DB database home directory, or in an absolute location on your file system.

If you are using a vendor-specific driver, such as Oracle, the documentation will tell you what subprotocol to use, that is, what to put after jdbc: in the JDBC URL. For example, if the driver developer has registered the name OracleDriver as the subprotocol, the first and second parts of the JDBC URL will be jdbc.driver.OracleDriver . The driver documentation will also give you guidelines for the rest of the JDBC URL. This last part of the JDBC URL supplies information for identifying the data source.

The getConnection method establishes a connection:

Connection conn = DriverManager.getConnection("jdbc:derby:COFFEES");

In place of " myLogin " you insert the name you use to log in to the DBMS; in place of " myPassword " you insert your password for the DBMS. So, if you log in to your DBMS with a login name of " Fernanda " and a password of " J8, " just these two lines of code will establish a connection:

String url = "jdbc:derby:Fred";
Connection con = DriverManager.getConnection(url, "Fernanda", "J8");

If one of the drivers you loaded recognizes the JDBC URL supplied to the method DriverManager.getConnection, that driver establishes a connection to the DBMS specified in the JDBC URL. The DriverManager class, true to its name, manages all of the details of establishing the connection for you behind the scenes. Unless you are writing a driver, you probably won't use any of the methods in the interface Driver, and the only DriverManager method you really need to know is DriverManager.getConnection

The connection returned by the method DriverManager.getConnection is an open connection you can use to create JDBC statements that pass your SQL statements to the DBMS. In the previous example, con is an open connection, and you use it in the examples that follow.

Using a DataSource Object for a connection

Using a DataSource object increases application portability by making it possible for an application to use a logical name for a data source instead of having to supply information specific to a particular driver. The following example shows how to use a DataSource to establish a connection:

You can configure a DataSource using a tool or manually. For example, Here is an example of a DataSource lookup:

 InitialContext ic = new InitialContext()

DataSource ds = ic.lookup("java:comp/env/jdbc/myDB");
Connection con = ds.getConnection();
DataSource ds = (DataSource) org.apache.derby.jdbc.ClientDataSource()
ds.setPort(1527);
ds.setHost("localhost");
ds.setUser("APP")
ds.setPassword("APP");

Connection con = ds.getConnection();

DataSource implementations must provide getter and setter methods for each property they support. These properties typically are initialized when the DataSource object is deployed.

VendorDataSource vds = new VendorDataSource();
vds.setServerName("my_database_server");
String name = vds.getServerName();

JDBC-ODBC Bridge Driver

For normal use, you should obtain a commercial JDBC driver from a vendor such as your database vendor or your database middleware vendor. The JDBC-ODBC Bridge driver provided with JDBC is recommended only for development and testing, or when no other alternative is available.

0

About Me

My photo
Sleman, Yogyakarta, Indonesia
Saya seorang mahasiswi di sebuah pts di yogyakarta,semester akhir. saya berasal dari kota kecil dari daerah jawa timur,dengan membawa harapan besar.

Followers